Intip Eksistensi Urban Farming di Surabaya Jawa Timur, Lahan Sempit Bukan Soal

Intip Eksistensi Urban Farming di Surabaya Jawa Timur, Lahan Sempit Bukan Soal
Intip Eksistensi Urban Farming di Surabaya Jawa Timur, Lahan Sempit Bukan Soal

Intip Eksistensi Urban Farming di Surabaya Jawa Timur, Lahan Sempit Bukan Soal

BERTANI di lahan sempit perkotaan? Emang bisa. Lebih dikenal dengan istilah urban farming, bertani di lahan sempit di perkotaan bukan suatu hal mustahil.

Ditopang program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita, konsep bertani memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman dijalankan dengan apik oleh Kelompak Usaha Kosagrha Lestari di Kelurahan Medokan Ayu, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Di ketahui, sejak di luncurkan pada awal 2022, program ini secara bertahap telah di laksanakan di 18 kota di Indonesia dan telah memberikan dampak bagi masyarakat sekitar.

Pridha Nashari Rahmatika, ketua kelompok Kosagrha Lestari mengatakan, program BRInita dari BRI Peduli telah sukses memberdayakan anggota kelompok dan warga sekitar.

Program ini menjadi wadah positif bagi anggota kelompok dalam menghijaukan lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi.

Terlebih lagi, mayoritas kelompoknya adalah perempuan lanjut usia. Hal ini membuat mereka memiliki aktifitas bersama untuk mengisi waktu luang.

Frida, ibu rumah tangga yang di karuniai 3 anak ini bercerita di waktu lampau, warga pernah mendapatkan pelatihan pupuk kompos dari salah satu universitas.

Kelompok ini akhirnya membulatkan tekad untuk bercocok tanam. Lahan tidur seluas 800 meter persegi di tengah perumahan di persiapkan untuk menjadi kebun sayur.

“Lahan tanah ini adalah fasilitas umum (fasum), dan terdapat green house yang mangkrak lima belas (15) tahun. Ini kami hidupkan lagi sebagai infrastrukur urban farming untuk bercocok tanam”, ungkap Prida.

Produk Bersaing di Minimarket

Hasil panen sayur dan buah yang bagus tidak lekas membuat mereka berpuas diri.

Mereka sudah berpandangan untuk meningkatkan nilai jual hasil bercocok tanam. Beberapa sayuran dan buah di buat olahan lanjutan seperti jus dan lain-lain.

Seiring berjalannya waktu, jenis sayuran dan buah yang di tanam semakin bertambah seperti terong.

Lalu, tomat, gambas, labu madu, selada, pokcoy, kembang kol, melon, hingga produk perikanan seperti lele dan nila.

Pengembangan usaha yang di jalankan oleh kelompok usaha Kosagrha Lestari semakin berkembang ketika kelompok tani tersebut mendapat bantuan BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau BRI Peduli.

BRI menyalurkan bantuan urban farming bagi kelompok usaha Kosagrha Lestari.

Bantuan urban farming yang di berikan berupa alat-alat pertanian, tanaman, dan infrastruktur penunjang urban farming.

“Tentu kami senang sekali, setelah mengikuti seleksi kami yang terpilih.

Apalagi ini kan kami memulai usaha dari nol, dari modal kecil. Kini kami punya target sayur hasil tanaman bisa bersaing di supermarket. Dengan begitu, perekonomian para anggota juga akan terbantu”, imbuhnya.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, mengatakan bahwa BRInita merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab BRI dalam mendukung kelestarian lingkungan, khususnya lingkungan yang padat penduduk.

Dalam pelaksanaannya, program BRInita di laksanakan di berbagai wilayah Indonesia dengan melibatkan Ikatan Wanita BRI (IWABRI) sebagai pembina dan secara bertahap di implementasikan di 18 Regional Office (RO) BRI di Indonesia.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan