Tahun 2022 lalu, BRI menerbitkan green bond berkelanjutan I tahap I senilai Rp5 triliun. Di mana 80% dana yang terhimpun, di salurkan ke Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
Lalu, 20% di salurkan ke sektor sosial.
Lebih lanjut Solichin menyampaikan bahwa BRI melakukan rangkaian penawaran umum obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan (green bond) tahap II tahun 2023 senilai Rp6 triliun.
Surat berharga ini merupakan bagian dari penawaran umum green bond berkelanjutan I yang membidik dana total sebesar Rp15 triliun.
Dorong Keberlanjutan, Diminati Investor
Dalam kesempatan berbeda, pengamat pasar modal Reza Priyambada mengatakan tren penerapan ESG meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir, baik dari sisi emiten maupun investor. Hal ini utamanya di level investor institusi.
Dari kaca mata investor, perusahaan yang menerapkan ESG akan berkorelasi positif dengan kinerjanya di masa depan.
“Artinya kalau comply dengan aspek keberlanjutan. Maka kinerja bisnisnya bisa bertahan untuk jangka waktu yang lebih panjang,” kata Reza, belum lama ini.
Reza menjelaskan perusahaan yang menaruh perhatian pada aspek ESG atau bisnis berkelanjutan, artinya tidak hanya mementingkan profitabilitas saja.
Lazimnya perusahaan tersebut akan memikirkan seberapa besar manfaat yang di berikan kepada lingkungan dan masyarakat sekitar.
Hingga patuh terhadap tata kelola yang baik.
Saat ini memang investor yang menaruh perhatian besar terhadap ESG adalah kebanyakan institusi asing.
Hal tersebut karena perusahaan di negara-negara maju telah lebih dahulu fokus pada ekonomi berkelanjutan.
Reza optimistis bahwa investor ritel nantinya juga akan mempertimbangkan aspek ESG sebelum menaruh uangnya di suatu perusahaan.
Tinggalkan Balasan