
Bengkulu, Economicnews– Polemik oknum pejabat salahsatu lembaga di Bengkulu yang diduga berbuat cabul—tidak bermoral– terhadap staf perempuan dikantornya, mendapat reaksi keras dari Sekretaris DPW Srikandi Pemuda Pancasila Provinsi Bengkulu Rina Juniati S.I.Kom.
Menurut Rina, perilaku oknum pejabat yang tidak bermoral tersebut sebaiknya dilaporkan saja, sehingga ada efek jera.
“Kalau ada bukti kuat laporkan saja. Karena oknum pejabat tidak bermoral biar tidak terpilih lagi. Kalau terpilih saja lagi kendak otak mereka saja membuli kaum wanita. Banyak korban seperti itu lagi nantinya,” tegas Rina, Kamis (9/10).
Rina menambahkan, pentingnya melaporkan hal tersebut, harapan agar oknum pejabat tersebut tidak terpilih lagi. Terutama juga terhadap tindakan membuli kaum wanita jangan sampai terulang kembali.
“Kita sebagai perempuan prihatin terhadap perilaku tidak etis dari oknum pejabat yang berbuat tidak bermoral itu. Maka dari itu sebaiknya korban untuk melaporkan kejadian itu, agar oknum pejabat itu ada efek jera,” ungkapnya.
Rina juga menekankan, bahwa pentingnya kepedulian dan dedikasi kader Srikandi sebagai perempuan Indonesia harus di implementasikan secara positif, terutama yang menyasar kaum perempuan dan anak-anak di Indonesia.
“Sebagaimana hasil dari rakernas Srikandi Pemuda Pancasila waktu lalu, bahwa pemtingnya pemberdayaan perempuan wujud dedikasi untuk kemajuan bangsa. Jadi prinsipnya kita akan terus mengawasi persoalan oknum pejabat tidak bermoral itu,” tukasnya.
Dilansir sebelumnya, Kasus dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oknum mantan Ketua disalahsatu lembaga ternama yang ada di Provinsi Bengkulu terus mencuat, dan menjadi buah bibir masyarakat Bengkulu.
Baru-baru ini, isu tak sedap oknum pejabat tersebut mencuat ke masyarakat, lantaran ia kembali mengikuti seleksi Komisioner lembaga tersebut. Salahsatu saksi menyebutkan mantan Ketua itu memang dikenal sering melakukan pelecehan terhadap beberapa staf perempuan yang ada dikantor.
“Modusnya ketika kantor dalam keadaan sepi, beliau sering memanggil staf perempuan keruangan dan menguncinya dari dalam ruangannya waktu itu, sehingga terjadilah perbuatan pelecehan,” cerita saksi yang meminta namanya dirahasiakan.
Bahkan oknum pejabat itu pernah menjadi gunjingan sejumlah rekan anggota komisioner lainnya. Hingga pergantian kursi ketua pun dilakukan lantaran adanya laporan akan perbuatan pelecehan asusila tersebut.
“Ya mudah-mudahan nggak ada korban lain nantinya. Karena memang sudah sangat meresahkan. Kita berharap jangan sampai terpilih, karena bisa mencoreng nama baik lembaga,” harap Saksi saat menceritakan peristiwa itu.
Sementara itu Ketua Forum Peduli Bengkulu, Putra Wijaya, SH meminta dalam penyeleksian anggota komisioner lembaga ternama tersebut kali ini harus betul-betul secara transparan dan terbuka. Sebab menurutnya, jangan sampai ada oknum pejabat nakal yang menyimpang perilaku tidak baik.
“Ya intinya jangan memilih penjahat menjadi pejabat. Sebab ketika penjahat oknum pejabat cabul itupun kembali terpilih dalam proses seleksi, maka yang terjadi nama baik lembaga akan tercoreng. Maka dari itu kita berharap DPRD juga peka dalam pengawasan proses seleksi itu, agar menghasilkan penyeleksian komisioner yang betul-betul berkompeten serta berperilaku baik asas moralnya,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan