
Kota Bengkulu, Economicnews – Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkulu tidak hanya menunjukkan ketegasan dalam penegakan hukum, tetapi juga membuka ruang dialog dengan masyarakat. Hal ini terlihat Senin (1/12/25) siang, Kepala Kejaksaan Negeri Bengkulu, Dr. Yeni Puspita, SH, MH turun langsung ke Kelurahan Tengah Padang untuk mendengar aspirasi para nelayan.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program “Jaksa Sahabat Nelayan”, sebuah inisiatif Kejari Bengkulu untuk menjalin komunikasi sekaligus menyerap keluhan masyarakat pesisir. Kehadiran Kajari disambut hangat para nelayan yang sudah lama mengenal sosok Dr. Yeni karena kedekatannya dengan warga.
Tanpa protokoler berlebihan, Kajari duduk bersama para nelayan di meja tempat mereka biasa berkumpul sepulang melaut. Dalam dialog yang berlangsung cair, sejumlah persoalan mengemuka mulai dari kebutuhan bantuan pemerintah, kondisi sarana melaut, hingga keluhan paling krusial mengenai aktivitas nelayan trawl.
Para nelayan tradisional kembali menyampaikan kekhawatiran mereka terkait penggunaan trawl atau pukat harimau yang dinilai dapat merusak ekosistem laut dan mengancam keberlangsungan mata pencaharian mereka.
“Kejaksaan Negeri Bengkulu mencanangkan program Jaksa Sahabat Nelayan bukan tanpa alasan. Bengkulu merupakan daerah pesisir, dan keluhan nelayan terkait aktivitas trawl harus menjadi perhatian serius,” ujar Kajari Bengkulu, Dr. Yeni Puspita.
Ia menegaskan, masukan para nelayan tersebut akan diteruskan sebagai rekomendasi agar pemerintah melakukan pengawasan lebih ketat terhadap penggunaan alat tangkap yang dilarang tersebut.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Bengkulu Rodi sekaligus tokoh masyarakat setempat, mengapresiasi langkah cepat Kajari Bengkulu yang memilih terjun langsung mendengarkan suara nelayan.
Menurutnya, aspirasi yang telah dihimpun akan dibawa ke pembahasan dewan serta dikoordinasikan dengan pemerintah kota untuk mencari solusi yang tepat dan berpihak pada nelayan tradisional.(**)

Tinggalkan Balasan