ECOGLOBAL – Jayapura wall atau tembok Jayapura di lautan lepas Provinsi Papua Indonesia, sampai detik ini masih mengundang misteri yang terus menarik perhatian.

Faktanya, mesti sudah ditepis dengan penjelasan ahli jika keberadaan Jayapura wall dipertanyakan. Namun, tetap saja banyak yang meragukan asumsi tersebut.

Apalagi sebelumnya juga sudah ramai beredar di jagat maya penampakan Jayapura wall, yang kemudian dihapus oleh goole maps.

Sempat tertangkap kamera satelit penampakan Jayapura wall di lepas pantai bagian utara Papua, dengan  struktur bangunan mirip benteng, Panjangnya, 110 km dan tingginya setinggi gunung: 1860 meter, dengan lebar 2700 meter!

Jika dilihat, struktur ini lebih mirip tembok lurus memanjang secara sempurna sepanjang 110 kilometer. Dalam satu ulasan di sebutkan, titik koordinat Jayapura Wall berada pada 1°59’46.9”S dan 141°29’24.6239”E berdiri tembok setinggi hampir 2000 meter dengan lebar hanya 2700 m dan lurus sempurna sepanjang 110 km.

Tak ayal, temuan tersebut membuat geger. Banyak yang menyangsikan, namun tak sedikit pula meyakini keberadaan Jayapura Wall. Apalagi jika kemudian dikait-kaitkan dengan keberadaan Pulau Papua, yang juga di sebut surga jatuh ke bumi.

Hingga mengait-ngaitkannya dengan keberadaan tambang emas terbesar di dunia, yang sejak lama di kuras habis oleh PT. Freeport dari Amerika Serikat.

Jika benar, jelas benteng seperti ini tidak mungkin dibuat oleh peradaban manusia kera ataupun manusia primitif yang masih menjadi stereotif penduduk Papua hingga saat ini.

Peradaban Papua jauh dari perkiraan banyak ahli dan pengamat. Bandingkan saja, gedung tertinggi di dunia saat ini Burj Khalifa di Dubai Uni Emirate Arab. Yakni, hanya setinggi 800 meter atau kurang dari 1 KM.