Bocah 15 tahun itupun nekat, meninggalkan kampung halaman menuju Kota Tokyo demi mewujudkan impian kecilnya.
Pada 1922, menjadi titik awal perjalanan karir seorang Soichiro Honda. Di hari pertama bekerja, ia sangat antusias memulai pekerjaan sebagai montir.
Bocah Miskin Honda jadi Babby Sitter
Namun, sang pemilik bengkel Yuso Sakakibara malah meragukan dan meminta Soichiro menjadi cleaning service sekaligus sebagai babby sitter atau penjaga anaknya.
Soichiro pun seketika kecewa mendapat perintah sang majikan. Dengan upah seadanya beberapa bulan, Soichiro coba bertahan hidup di kota. Soichiro tetap bertahan dan tak ingin pulang ke desa, karena ia tak ingin gagal dan mengecewakan kedua orang tuanya.
Dengan tekad dan haus akan pengetahuan di bidang mesin, Soichiro terus belajar mengamati pekerja bengkel meskipun dirinya hanyalah seorang cleaning service. Waktu berjalan, Soichiro kemudian di pekerjakan sebagai karyawan kasar untuk membantu para montir di bengkel menyelesaikan pekerjaannya.
Bakat besar dan keuletan Soichiro Honda membuatkan hasil. Kemampuannya mulai menarik perhatian pemilik bengkel, hingga ia pun mendapat kepercayaan sebagai seorang montir di bengkel.
Bukan sekedar persoalan teknis di bidang mesin, Soichiro juga di latih managemen bengkel dari sisi bisnis. Ia mulai mengenal cara kerja pengolahan sebuah bengkel dari sudut bisnis. Bagaimana cara kerja sebuah perusahaan, hingga bagaimana menjalankan bisnis yang baik di pelajarinya dengan baik.
Tak butuh waktu lama, 6 tahun berselang tepatnya pada 1928 di saat usianya menginjak 21 tahun, Soichiro Honda di angkat menjadi kepala bengkel cabang di Kota Hamamatshu.
Tinggalkan Balasan