Kisah Ibu RT di Malang Selamatkan Masyarakat dari Jerat Rentenir

Kisah Ibu RT di Malang Selamatkan Masyarakat dari Jerat Rentenir
Kisah Ibu RT di Malang Selamatkan Masyarakat dari Jerat Rentenir. foto: tangkapan layar

ECONOMICNEWS – Berikut kisah seorang Ibu Rumah Tangga (RT), yang sukses mengubah masyarakat di lingkungan sekitar lepas dari jerat rentenir.

Adalah,  Fitri Kurnia warga Perempuan asal Desa Wisata Pujon Kidul Kabupaten Malang (Jatim) yang semula hanyalah seorang Ibu RT biasa. Seperti Ibu RT pada umumnya, awalnya tak banyak aktivitas yang dilakukan selain urusan dapur dan melayani suami.

Kisahnya berubah saat memantapkan diri menjadi Agen BRILink, dari seorang Ibu RT biasa. “Saya bergabung dengan BRI sebagai agen dari akhir tahun 2018,” terang Fitri saat diwawancarai di toko yang juga kediaman pribadinya.

Fitri berasal dari desa Pujon Kidul yang cukup jauh dengan pusat Pemerintahan Kabupaten Malang. Desa itu berjarak sekitar 4 Km dengan mesin ATM terdekat dan lebih jauh lagi dengan unit cabang bank, tentunya masyarakat di desa tersebut mengalami kesulitan jarak dalam menjalankan transaksi.

Hal itulah yang mendasari Fitri menginisiasinya mengubah image dari seorang Ibu RT biasa,   menjadi AgenBRILink.

“Awalnya tetangga-tetangga saya itu sering minta bantuan saya untuk bertransaksi digital seperti check out di e-commerce.

Ya namanya masyarakat desa kan wajar jika belum mengenal aplikasi perbankan seperti BRImo dan kebetulan saya sudah menggunakan aplikasi itu sejak lama.

Kemudian, karena seringnya mereka meminta bantuan itu saya mencoba memberanikan diri untuk mendaftar menjadi AgenBRILink dengan modal awal hanya Rp4 juta,” ungkap Ibu RT Fitri.

Awal menjadi agen, Fitri sedikit cemas karena takut tidak mencapai target namun, ternyata antusias masyarakat sekitar sangat positif karena dengan adanya agen itu mereka terbantu untuk bertransaksi seperti transfer pada keluarganya yang berada di luar Malang, top-up e-commerce dan lain sebagainya.

Tantangan Perangi Rentenir

Pendapatan yang diperoleh Fitri cukup beragam setiap bulannya. “Bervariasi, paling sedikit saya mendapatkan sekitar Rp3 jutaan  dan paling banyak pernah mencapai 6 jutaan,” lanjutnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan